A Lone Dire Wolf

Rumah Profesor Agasa, suatu malam,

Conan : [membuka pintu depan rumah Agasa] Profesor, apakah alat yang kupesan itu sudah jadi?

Agasa : [mengutak-atik sesuatu di atas meja eksperimennya, berhenti, kemudian beralih pada Conan] Ya tidak secepat itu, Shinichi. Aku masih mengumpulkan data eksperimen….

Conan : [membanting diri di atas sofa] Huh, Profesor sama saja dengan Haibara. Dari dulu hanya sibuk mengumpulkan data. Sampai kapan aku jadi Conan terus? [muncul di pikirannya jika Ran sudah menikah dengan orang lain—yang sialnya, Dokter Araide!] Aaaakh!!! [memukul kepalanya sendiri karena tak kuat memikirkannya]

Agasa : [mengedikkan bahu, lalu kembali menghadap meja eksperimennya]

Conan : Ngomong-ngomong, Profesor, mana Haibara? [bangkit dari sofa]

Agasa : Kalau tidak salah dia sedang mandi….

Conan : [berjalan menyusuri tangga menuju lantai bawah tanah, yang terdapat kamar Ai Haibara] Haibara?

Ai tidak ada di kamar itu. Di atas meja di kamar itu terdapat komputer yang sedang menyala. Karena penasaran, Conan melihat-lihat komputer Ai. Di sana ada data lengkap antidot APTX 4869 yang sepertinya sudah sempurna. Sekujur tubuh Conan merinding. Seharusnya Ai sudah berhasil membuatkan penawar racun untuknya!

Ai masuk ke kamarnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk dan bernyanyi kecil. Ia sangat terkejut begitu melihat keberadaan Conan di kamarnya.

Ai : Ku-kudo…a-apa yang kau laku… [menyadari Conan sedang melihat-lihat data rahasianya, ia melompat ke dalam ruangan dan mematikan paksa komputernya]

Mereka berdua bertatapan dengan penuh tanda tanya satu sama lain.
Conan : Haibara…kenapa….

Ai : [tertunduk menyesal] kau tidak akan mau dengar alasannya….

Conan : Aku tanya kenapa! [memegang kedua pundak Ai dan mengguncang tubuhnya] Aku menaruh harapan besar padamu selama ini dan kau…kau sebenarnya menyimpan data lengkap obat itu?

Ai : [masih tertunduk] Apa boleh buat, Kudo, aku tidak mau kau kembali ke wujud asalmu dan meninggalkanku sendiri….

Conan : [tertegun]

Ai : Kau tahu, Kudo, aku tidak bisa menahan rasa sakitku lebih lama lagi, dan aku tak mau membunuh diriku sendiri dengan cara membuatkanmu penawar racun itu. Kecuali…kecuali kau memang mengizinkanku mati. Kau tak akan membiarkanku mati, kan?

Conan : [melemas, melepaskan cengkeramannya dari kedua pundak Haibara] Haibara, jangan bilang kau….

Ai : Ya, aku sangat menyukaimu! Pada awalnya, aku datang padamu dengan penuh kebencian karena kau telah membiarkan kakakku mati di tangan mereka. Tapi…seiring berjalannya waktu, [mengingat semua usaha penyelamatan yang pernah dilakukan Conan terhadapnya] aku tak bisa membohongi diriku sendiri. Aku mengakui adanya perasaan yang mengerikan ini. Tapi aku sadar, kau tidak mungkin membalas cintaku. Aku sudah tahu jawabanmu, Kudo, jadi jangan pusing-pusing memberiku penjelasan. [berjalan menuju pintu, hendak keluar dari kamarnya]

Conan : Haibara, aku tidak pernah bilang aku tidak menyukaimu….

Ai : [terkesiap, tak jadi meraih gagang pintu]

Conan : Tapi, ya, kau benar, aku bukan pria hebat yang bisa mencintai dua wanita (mengutip dari kata-kata Shuichi Akai pada Jodie Santemillion). Lagipula, aku tidak bisa meninggalkan dia, dia yang sudah terlalu lama setia menungguku. [membayangkan wajah terbaik Ran saat tersenyum] Jadi,

Haibara, sebagai gantinya, aku berjanji akan selalu menjagamu, walaupun nayawaku sebagai taruhannya. Aku janji…

Ai : [speechless, air mata mulai mengalir di sudut matanya]

Conan : Asalkan kau relakan aku— [ucapannya terpotong saat Ai tiba-tiba memeluknya]

THE END